MAKALAH
REMAJA DAN PEMUDA
Dalam Permasalahan Generasi Nasional

Kelompok VII :
·
MOH.
LUTHFI
·
MOH.
KHAFIF
·
MOH.
LAILI
·
MOH.
ARIFIN
·
MOH.
NIZAR
·
MOH.
IKMAL
INSTITUT
ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH (INSTIKA)
GULUK-GULUK
SUMENEP MADURA
PERIODE
2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji
syukur kepada Allah Sang Pencipta atas segala limpahan rahamat dan hidayahnya.
Sehingga segala sesuatu yang kami hadapi dapat terselesaikan dengan baik dan
benar, seperti penyelesaian makalah ini.
Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Pemimpin umat Islam, pembawa dimensi kehidupan Jahiliyah kepada dimensi yang
penuh oleh ridha Allah, Diinul Islam, yakni kehidupan yang terbaik dibanding
dengan zaman-zaman sebelumnya.
Makalah
ini disusun berdasarkan tujuan untuk mengetahui bagaimana remaja dan pemuda
dalam permasalahan generasi nasional. Serta untuk memenuhi tugas dari Dosen
pengajar studi filsafat. Dengan demikian dalam makalah ini diharapkan lebih
membuka wawasan berfikir dibidang terkait dengannya.
Tentunya
keterbatasan kemampuan sangat kami sadari dalam penulisan makalah ini.
Kesempurnaan hanya milik Allah dan memperbaiki keterbatasan dan kekeliruan
adalah keharusan bagi setiap manusia. Oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif
sangat dinantikan demi kesempurnaan makalah ini. Sehingga bisa menjadi acuan
berfikir dalam pembuatan makalah selanjutnya. Dan semoga Allah akan tetap
menjaga dan membimbing kita semua di jalan kebenaran menuju Syurganya.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I: PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
2.
Rumusan
Masalah
3.
Tujuan
BAB
II: PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Remaja dan Pemuda
2.
Pemuda
dan Identitasnya
3.
Pembinaan
Dan Pengembangan Generasi Muda
BAB
III: PENUTUP
1.
Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia adalah
makhluk sosial yang setiap harinya tidak lepas dari interaksi sosial. Seseorang
dipandang baik jika seseorang itu memiliki sifat sosial yang tinggi, dimana
rasa solidaritasnya, kekerabatan, keakraban, kebersamaannya terhadap orang lain
itu sangat tinggi. Sehingga seseorang itu sangat sulit memandang sebelah tangan
orang lain karena keadaan mereka yang lebih rendah dari pada seseorang itu
sendiri. Sifat sosial terdapat pada diri setiap manusia, baik itu remaja dan pemuda,
orang dewasa, dan bahkan anak kecil pun memiliki sifat sosial yang mungkin
mereka masih belum menyadari dan mengerti apa itu sosial.
Hal yang paling
menonjol dewasa ini adalah kecenderungan para pemuda dan remaja tidak memiliki sifat
sosial, baik terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya. Beberapa
fakta yang telah ada memang tidak bisa dipungkiri dalam kehidupan pemuda dan
remaja saat ini, kecenderung untuk hidup sendiri, kurangnya sifat simpati,
solidaritas, dan seringakli bersifat apatis terhadap orang lain. Sehingga
mereka akan kekurangan ruang persaudaraan, sulit memperbanyak teman, dan
biasanya lebih suka menyendiri.
Ironisnya lagi,
khusunya negeri tercinta ini memiliki banyak pemuda yang sekarang ini sudah
tidak mengenal jati dirinya sendiri, lupa akan tujuan hidupnya, lupa akan
nilai-nilai dasar kehidupannya. Dengan hanya mementingkan keperluan nafsunya
tanpa berfikir rasional, yakni dengan berfoya-foya, pesta miras, dan bahkan
judi dan maksiat sudah biasa dilakukan. Lalu, bagaimakah keadaan bangsa ini
kedepan jika tanpa ada penerus yang menjajikan demi kemajuan banga ini.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam artian, pemuda sebagai makhluk
moral adalah pemuda mempunyai etika yang bisa dijadikan untuk mengoreksi diri
sendiri. Sebagai makhluk sosial artinya
pemuda tidak dapat berdiri melainkan hidup bersama-sama karena
pada dasarnya pemuda itu saling membutuhkan satu sama lain.
Dalam makalah ini akan dijelaskan secara singkat mengenai identitas pemuda,
pembinaan, dan pengembangan generasi pemuda. Dengan adanya sedikit ilmu atau
wawasan yang terkandung dalam makalah ini, jiwa seorang pemuda kembali kepada
kodrat pada umumnya, yakni sebagai penerus bangsa yang memiliki kompetensi,
intelektual tinggi, akhlak/etika, sosialis, dan berdemokrasi. Bukan menjadi
perusak dan hanya mencemarkan nama keluarga, masyarakat, agama, dan bangsa.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini diantaranya:
1.
Pengertian
remaja dan pemuda
2.
Bagaimana
pemuda dan identitasnya
3.
Bagaimana
pemuda dan pengembangan generasi pemuda
C.
Tujuan
Setiap
ada rencana pasti memiliki tujuan. dan tujuan yang terkandung dalam makalah ini
ialah:
1.
Mengetahui
pengertian remaja dan pemuda
2.
Mengetahui
pemuda dan identitasnya
3.
Mengetahui
pemuda dan pengembangan generasi pemuda
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Remaja dan Pemuda
Remaja adalah generasi yang berumur 15 tahun sampai
20 tahun. Apabila mereka bersekolah, batasannya adalah mereka yang belajar
ditingkat SLTP, SLTA, dan tahun-tahun awal memasuki perguruan tinggi. Sedangkan
pemuda adalah mereka yang berumur 10-35 tahun atau lebih, dengan catatan
mereka, yang lebih dari umur 35 tahun secara psikologis mempunyai jiwa
kepemudaan.[1]
Pemuda adalah generasi yang dipundaknya dibebani berbagai macam harapan dan
tujuan lainnya, hal ini dikarenakan pemuda sebagai generasi penerus yang akan
meneruskan berbagai macam cita-cita bangsa dan negara, hal ini pula yang
menimbulkan banyaknya permasalahan yang dialami oleh pemuda zaman sekarang, dan
jika tidak dapat diatasi secara profesional, pemuda akan kehilangan fungsinya
sebagai penerus pembangunan.
Di pundak pemuda terdapat bermacam-macam harapan,
terutama dari generasi lainnya. Hal ini karena mereka diharapkan dapat menjadi
generasi penerus, yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, dan
generasi yang harus melangsungkan estafet pembangunan secara terus-menerus.
Pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai penerus fungsinya, karena pemuda akan
menghadapi berbagai permasalahan, pemuda memiliki potensi yang melekat pada
dirinya dan sangat penting artinya sebagai sumber daya manusia. Oleh karena
itu, berbagai potensi positif yang dimiliki generasi muda ini harus digarap,
dalam arti, di kembangkan dan di bina sehingga sesuai dengan asas, arah, dan
tujuan pengembangan dan pembinaan generasi muda di dalam jalur-jalur pembinaan
yang tepat serta senantiasa bertumpu pada strategi pencapaian tujuan nasional,
sebagaimana terkandung didalam Pembukaan Undana-Undang Dasar 1945 alinia IV.
B.
Pemuda dan Identitasnya
Pemuda atau genersai muda adalah konsep yang sering di artikan sebagai
nili-nilai sebab bukanlah semata-mata istilah atau kurtural. Kita mengenal
kata-kata seperti “Pemuda harapan bangsa”, “pemuda milik masa depan bangsa”.
Kalau ditinjau dari segi objektif, perumusan yang riil berdasarkan patokan yabg
dapat di pergitungkan, seperti kesamaan umur, atau segi kependudukan, pembagian
umur antara 15 sampai 25 tahun, sering dihitung sebagai pemuda, sedangakn dari
segi sosiologis dan historis, di sini lebih menekankan kepada nilai subjektif,
atas dasar tanggapan masyarakat dan kesamaan pengalaman historis.[2]
Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan negara, bangsa dan agama.
Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan
sebagai pendekar sosial bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan
yang perlu dikembangkan pemuda juga berperan sebagai perubah negara dan bangsa
ini. Oleh karena itu, berbagai potensi positif yang dimiliki generasi muda itu
harus dikembangkan dan pembinaannya disesuaikan dengan asas, arah, dan tujuan
yang ada.
Pemuda merupakan sekolompok orang yang mempunyai semangat dalam tahap
pencarian jati diri untuk menjadi generasi penerus bangsa. Sedangkan identitas
atau jati diri merupakan sikap atau sifat yang ada dalam diri seseorang. Pada
saat usia masih muda biasanya orang mulai melakukan pencarian jati diri atau mengenali
identitas dirinya.
Dalam tahap pencarian identitas terkadang pemuda masih menemukan
kendala. Adapun faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya jati
diri pemuda adalah pergaulan. Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat media
masa, tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa cukup banyak tindak kriminal yang
yang diberitakan oleh media masa itu, pelakunya adalah para pemuda. Mulai dari
perkelahian antar pelajar, narokoba, dan tindakan asusila lain. Dari contoh
tersebut dapat dikatakan bahwa moral pemuda zaman sekarang sudah menurun
dibanding pemuda generasi sebelumnya. Pemuda mulai kehilangan jati dirinya
karena mereka cenderung ikut-ikutan ke dalam pergaulan yang bebas yang sedang
membumi saat ini.
Apabila kita melihat penggambaran tentang pemuda seperti diatas,
maka pemuda mempunyai semangat untuk melakukan perubahan yang sangat
berpengaruh dalam meneruskan perjuangan bangsa dan agama. Dalam kehidupan nyata
pemuda memiliki proses sosialisasi terhadap lingkungan sosialnya yang sangat
menentukan untuk perkembangan kemampuan yang dimiliki masing-masing orang.
Seorang pemuda harus mampu menseleksi perkembangan dan kemungkinan yang
ada, agar para pemuda tidak terjerat dalam kehidupan yang akan menghancurkan
cita-cita dan harapannya masing-masing. Proses sosialisasi generasi muda adalah
suatu proses yang sangat menentukan kemampuan diri pemuda untuk menyelaraskan
diri di tengah-tengah kehidupan masyarakat, melalui proses kematangan dirinya
dan belajar pada berbagai media sosialisasi yang ada di masyarakat dan mampu
menyeleksi berbagai kemungkinan yang ada sehingga mampu mengendalikan diri
dalam hidupnya dan mempunyai motivasi sosial yang tinggi.
Ada beberapa solusi agar pemuda tidak kehilangan jati dirinya, yaitu peran
orang tua sangat dibutuhkan dalam mendidik anak-anaknya agar bisa menjadi
pemuda yang berguna. Selain itu, pendidikan agama dan akhlak yang mulia juga
harus ditanamkan kepada para pemuda agar tidak mudah terpengaruh ke dalam
tindakan kemaksiatan.
Oleh karena itu, kita sebagai pemuda-pemudi harapan bangsa jangan sampai
kehilangan identitas kita. Marilah kita mulai perubahan dari diri kita sendiri
agar kita dapat memajukan bangsa ini dan dan kita dapat menjadi pemuda yang
bermanfaat bagi agama dan bangsa.
C. Pembinaan dan
Pengembangan Generasi Muda
Pola dasar pembinaan dan pendidikan generasi
muda ditetapkan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan pada tanggal 28 Oktober
1978 Ialah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam
penanganannya benar-benar menggunakan suatu pedoman sehingga pelaksanaannya
dapat terarah, menyeluruh, dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan
yang dimaksud.
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan
Generasi Muda disusun berlandaskan:
1. Landasan
Idiil
: Pancasila
2. Landasan
Konstitusional : Undang-undang dasar
1945
3. Landasan
Strategi
: Garis-garis Besar Haluan Negara
4. Landasan
Histories
: Sumpah Pemuda dan Proklamasi
5. Landasan
Normatif
: Tata nilai ditengah masyarakat.[3]
Adapun pola dasar Pembinaan dan
Pengembangan Generasi Muda dapat dilihat dari berbagai aspek sosial, yaitu:
a. Sosial Psikologi
b. Sosial Budaya
c. Sosial Ekonomi
d. Sosial Politik.
Sedangkan asas dalam Pengembangan dan
Pembinaan Generasi Muda, meliputi:
a. Asas
Edukatif
b. Asas
Persatuan dan Kesatuan
c. Asas
Swakarsa (kemauan)
d. Asas
Keselarasan Terpadu
e. Asas
Pendayagunaan dan Fungsionalisasi.[4]
Berikut arah dalam Pengembangan dan
Pembinaan Generasi Muda dapat ditunjukkan pada keselarasan dan keutuhan antara
ketiga sumbu orientasi hidupnya, yaitu:
a. Orientasi ke
atas, yakni kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Orientasi ke
dalam, yakni kepada dirinya sendiri.
c. Orientasi ke
luar, yakni kepada lingkungan.[5]
Tujuan dari Pembinaan dan Pengembangan
Generasi Muda adalah sebagai berikut:
a. Memantapkan
persatuan dan kesatuan bangsa
b. Mewujudkan
kader-kader penerus perjuangan bangsa
c. Melahirkan
kader-kader pembangunan nasional dengan angkatan kerja berbudi luhur, dinamis,
dan kreatif
d. Mewujudkan
warga Negara Indonesia yang memiliki kreatifitas kebudayaan nasional.
Dalam hal ini, Pengembangan dan
Pembinaan Generasi Muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:
1. Generasi
muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan, adalah mereka yang telah
memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan keterlibatannya
secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi bangsa.
2. Generasi
muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan, adalah mereka yang masih
memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan
ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara
fungsional.
Adapun
potensi-potensi yang terdapat pada generasi pemuda dan yang perlu dikembangkan
adalah sebagai berikut:[6]
a. Idealisme dan daya kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam
tantanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tantanan secara
wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealism dan daya kritis
perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
b. Dinamika dan Kreatifitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi
kedinamisan dan kreatifitas,yakni kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan
perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurngan yang ada atau pun
mengemukakan gagasan yang baru.
c. Keberanian mengambil resiko
Perubahan dan pembaruan termasuk pembangunan,mengandung resiko dapat
meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan
jika ingin memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha
yang mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pangetahuan, perhitungan
dan keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik
untuk berani mengambil resiko.
d. Optimis dan kegairahan semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah
semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda
merupakan daya pendorong untuk mencoba maju lagi.
e. Sikap kemandirian dan disiplin murni
Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri
dalam sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan
kesadaran disiplin murni pada dirinya agar mereka padat menyadari batas-batas
yang wajar dan memiliki tenggang rasa
f. Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah secara menyeluruh baik
dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif, garasi muda secara
relative lebih terpelajar karna lebih terbukanya kesempatan belajar dari
ganerasi pendahulunya.
g. Keaneka ragaman dalam persatuan dan kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari
keanekaragaman dari masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi
hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
P.Siagian, Toenggoel. 1985. Pendekatan Pokok Dalam Mempertimbangkan
Remaja Masa Kini dalam Prisma, Nomor 9 tahun XIV.
Urbaningrum, Anas. 1997. Menuju masyarakat madani pilar
dan Agenda perubahan. jakatra: Yarsif Watampone.
Mawardi. Nur Hidayati. 2009. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu
Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD). Bandung : Pustaka Setia.
http://yunonly.blogspot.com/2011/11/remaja-dan-pemuda-dalam-permasalahan.html,
diakses pada tanggal 12 Desember 2014
http://nengberbagi.blogspot.com/2014/09/pemuda-dan-identitas-nasional-iad-ibd.html,
diakses pada tanggal 12 Desember 2014
[1] http://yunonly.blogspot.com/2011/11/remaja-dan-pemuda-dalam-permasalahan.html, diakses pada tanggal
12 Desember 2014
[2] Anas Urbaningrum, Menuju masyarakat madani
pilar dan Agenda perubahan. (jakatra: Yarsif Watampone. 1997). Hlm.6
[3] Toenggoel
P.Siagian,”Pendekatan Pokok Dalam Mempertimbangkan Remaja Masa Kini” dalam
Prisma, (Nomor 9 tahun XIV 1985). Hlm. 19
[4] http://nengberbagi.blogspot.com/2014/09/pemuda-dan-identitas-nasional-iad-ibd.html, diakses pada
tanggal 12 Desember 2014
[5] Ibid.
[6] Mawardi . Nur
Hidayati, lmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD), ( Bandung : Pustaka
Setia, 2009). Hlm. 236
Tidak ada komentar:
Posting Komentar